Senin, 27 Desember 2010
faktor kekalahan indonesia di final I AFF 2010 (malaysia)
Faktor-Faktor Penyebab Kekalahan Indonesia atas Malaysia Pada Final I AFF 2010
Masyarakat Indonesia yang menyaksikan final leg pertama sepak bola piala AFF 2010, Indonesia versus Malaysia, pastilah tidak pernah membayangkan tim kesayangannya akan kalah telak 3-0. Kekalahan ini terasa sangat menyesakkan dan mengejutkan, terlebih tim Malaysia pernah dikalahkan 5-1 oleh tim Indonesia pada penyisihan grup. Mengacu pada pertandingan tersebut, terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kekalahan Indonesia atas Malaysia.
Secara garis besar terdapat 5 faktor penyebab kekalahan Indonesia atas Malaysia, diantaranya :
1. Hilangnya Konsentrasi Dalam Permainan
Dalam laga final leg I, Indonesia sebenarnya bermain baik di babak pertama hingga awal babak kedua. Hanya saja, permainan sempat terhenti sejenak akibat tembakan laser yang dilakukan oleh penonton Malaysia pada kiper Markus. Insiden laser dan penundaan pertandingan sesaat pada babak kedua, adalah pemicu hilangnya konsentrasi pemain Indonesia pada pertandingan tersebut. Setelah permainan dilanjutkan, pemain belakang Indonesia seolah kehilangan kontrol dan melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak perlu yang berujung pada terciptanya gol kemenangan tim lawan.
2.Kurang Disiplinnya Pemain Bertahan
Terlepas dari teror laser penonton lawan, tidak dapat dipungkiri bahwa lemahnya disiplin pemain belakang adalah penyebab kekalahan tim Indonesia atas Malaysia. Sebagai contoh, gol pertama yang diciptakan pemain Malaysia terjadi karena seorang bek Indonesia gagal membuang bola yang berada dalam penguasaannya. Akibatnya, penyerang Malaysia bisa merebut dan membuat peluang untuk menghasilkan gol. Hal yang sama juga terjadi pada gol kedua dan ketiga, yang kesemuanya terjadi akibat ketidaksigapan pemain belakang Indonesia dalam mengatasi pergerakan pemain lawan.
3. Lemahnya tekanan terhadap pemain lawan
Lemahnya tekanan terhadap pemain lawan adalah faktor lain yang mempengaruhi, kegagalan Indonesia. Gelandang-gelandang Indonesia terlihat canggung dan kurang berani menekan lawan, terutama di babak kedua. Akibatnya, gelandang dan pemain depan tim Malaysia dengan mudah mengobrak-abrik pertahanan Indonesia untuk menciptakan gol. Adanya kemungkinan akumulasi kartu kuning bagi sejumlah pemain, adalah faktor yang agaknya memicu pemain-pemain Indonesia kurang lepas dan berhati-hati dalam menekan lawan. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh tim Malaysia yang lebih berani beradu fisik dan dalam beberapa kesempatan tampak berusaha memprovokasi pemain Indonesia.
4. Lemahnya akurasi umpan-umpan lambung
Dalam laga final leg I, tampak sekali pemain gelandang maupun sayap tim Indonesia kurang mampu memberikan umpan crossing yang membahayakan pertahanan lawan. Sejumlah peluang yang dihasilkan melalui pergerakan pemain sayap harus berakhir sia-sia, akibat lemahnya umpan lambung yang diberikan kepada pemain depan. Begitu pula, dalam beberapa kesempatan, umpan-umpan terobosan mendatar ataupun jauh dari pemain gelandang kerap kali tidak menemui sasaran, sehingga sulit dijangkau rekan setim atau harus berakhir keluar lapangan.
5. Tumpulnya pemain depan
Duet striker yang diturunkan dalam final leg I, Cristian Gonzales dan Yongky Ariwibowo, terlihat kesulitan dalam menembus pertahanan Malaysia. Meskipun sempat membahayakan tim lawan dengan mencetak gol, yang akhirnya dianulir, tampak sekali bahwa Gonzales kurang leluasa bergerak akibat pressure ketat yang diberikan pemain Malaysia. Disamping itu tandem Christian, Yongki, juga kurang mampu memberikan kontribusi yang maksimal seperti yang ditunjukkannya pada semifinal kedua melawan Philipina. Masuknya Irfan Bachdim di babak kedua, membuat sedikit perubahan dalam sektor penyerangan, terbukti dengan banyaknya pelanggaran pemain lawan atas dirinya, yang membuahkan tendangan bebas. Meskipun demikian, pergantian penyerang di babak kedua tidak membuahkan hasil yang cukup signifikan dan secara keseluruhan barisan depan tim Indonesia tidak mampu mengulangi performa memikat seperti halnya di babak-babak sebelumnya.
Mengacu pada pepatah ”bola itu bundar” yang bermakna apapun bisa terjadi dalam sepak bola, maka peluang tim Indonesia masih terbuka untuk membalas kekalahan atas Malaysia pada pertandingan leg kedua di Jakarta. Untuk itu dalam waktu yang tersisa, sejumlah evaluasi harus dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang ada. Mari kita dukung dan terus mendoakan tim Indonesia agar segera bangkit dan menampilkan permain terbaik untuk merebut piala AFF 2010.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar